Wednesday, September 22, 2021

Unjuk Rasa


Kejadian unjuk rasa yang terjadi beberapa waktu yang lalu yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota di seluruh Indonesia mengingatkan saya akan unjuk rasa serupa yang pernah saya lakukan tahun 2004 di Jakarta. Meskipun saat itu bukan unjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja, tapi nuansa unjuk rasanya sama dengan unjuk rasa yang pernah saya ikuti itu, yakni Sama-sama ramai dan sama-sama berakhir dengan kerusuhan.

Saya yang saat itu ditunjuk sebagai salah satu koordinator dari BEM KM IPB benar-benar tidak menyangka jika unjuk rasa yang awalnya berlangsung tertib dan damai, tiba-tiba ditengah teriknya matahari berubah menjadi ganas dan beringas alias unjuk rasa telah menjadi unjuk rusuh dan anarkis. Ada penumpang gelap yang memancing situasi menjadi tidak tertib. Penyusup yang masuk dalam barisan mahasiswa tiba-tiba menyerang barisan polisi menggunakan Bom Molotov, tak pelak, polisipun emosi dan mengambil tindakan keras, tembakan gas air mata dan suara letusan senjata dari aparat keamanan membuat saya dan rekan-rekan mahasiswa yang lain kocar-kacir cari selamat. Suasana saat itu pun berubah menjadi tragedi. Tidak kurang dari 8 mahasiswa asal IPB dan UI yang menjadi korban.

Sebagai salahsatu koordinator, saya pun dimintai keterangan polisi bersama sekitar 6 koordinator lain dari kampus yang berbeda. Kami dibawa ke kantor polisi di Trunojoyo. Tapi karena saya merasa tidak bersalah, tentu saya menjawab pertanyaan aparat seolah-olah tidak bersalah. Tapi aparat saat itu tampaknya tidak puas. Tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam kepala saya. Seketika kondisi menjadi gelap. Saya buka mata, rupanya ada bantal yang menghalangi pandangan saya saat itu. Sayup-sayup diluar sana juga terdengar suara kawan-kawan kosan yang sedang bersenda gurau. Waduh, saya ternyata hanya mimpi. Karena unjuk rasa yang akan kami lakukan baru berlangsung keesokan harinya. Itupun unjuk rasa damai, berupa pembagian brosur dan bunga kepada warga yang lewat di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk kampanye cegah penyakit Flu Burung. Kegiatan ini benar adanya. Bukan mimpi. Silahkan telusuri jejak digitalnya. Saya saat itu sebagai Koordinator Forum Mahasiswa Indonesia Tanggap Flu Burung (FMITFB).

Tulisan ini merupakan bagian dari Contoh tulisan untuk tugas dalam pelatihan kepenulisan.

    Choose :
  • OR
  • To comment