Thursday, January 05, 2023

Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi PMK Tahap 1 di Bintan Provinsi Kepri


Sebagai daerah perbatasan Republik Indonesia yang berbatasan dengan negara Jiran, Malaysia dan Singapura, Kabupaten Bintan memiliki potensi pengembangan peternakan yang sangat potensial, salah satunya adalah pengembangan peternakan ternak ruminansia, seperti Sapi dan Kambing. Menurut Khairul, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, pengembangan peternakan khususnya Sapi dan Kambing Merupakan salah satu kunci terutama untuk pemenuhan kebutuhan daging segar dan kebutuhan hewan kurban di Pulau Bintan. Hampir setiap tahun, Bintan menjadi penyumbang kebutuhan hewan kurban untuk kota sekitarnya, seperti Kota Tanjungpinang dan Kota Batam. Meskipun suplai ini belum mencukupi, namun setidaknya, potensi peternakan di Bintan sangat besar dan dapat berkembang dengan baik dalam rangka ketahanan pangan daerah” ungkap Khairul disela-sela pelaksanaan evaluasi Vaksinasi Tahap 1 di Bintan (12/8/2022).

Sementara itu, sebagai upaya untuk semakin menjaga daerah agar tetap terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK), Kabupaten Bintan telah merampungkan pelaksanaan vaksinasi PMK tahap 1. Vaksin yang digunakan untuk vaksinasi tahap 1 ini menggunakan vaksin merk Aftopor (Negara Pembuat Perancis) dengan Dosis untuk hewan sapi sebanyak 2 ml per ekor, sedangkan hewan Kambing dengan dosis 1 ml per ekor.

Pada vaksinasi PMK tahap 1 dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2022 yang lalu, dimana saat itu sebanyak 231 ekor hewan ternak sapi berhasil di vaksinasi PMK. Selanjutnya, pada 15 Agustus 2022 sebanyak 135 ekor hewan ternak. Sehingga jumlah total hewan yang berhasil divaksinasi tahap 1 di Kabupaten Bintan adalah sebanyak 366 ekor yang terdiri dari Hewan sapi sebanyak 293 ekor dan hewan kambing sebanyak 73 ekor.

Selanjutnya, terdapat 6 hal catatan sebagai hasil evaluasi pelaksanaan vaksinasi tahap 1 di Kabupaten Bintan: Pertama, pendataan dan penandaan hewan ternak pasca vaksinasi menggunakan Barcode yang dimasukkan kedalam plastic mika dan dikalungkan dengan menggunakan kabel tis di setiap hewan, terlihat sangat efektif. Hingga pelaksanaan vaksinasi berakhir, belum ada keluhan yang berarti berkenaan dengan penandaan tersebut.

Kemudian, kedua: ditemukan 1 ekor hewan sapi pasca vaksinasi yang mengalami pembengkakan, yakni terdapat benjolan (pembengkakan) disekitar lokasi penyuntikan. Kejadian dilaporkan sekitar 1 hari pasca pelaksanaan vaksinasi. Akan tetapi, pembengkakan yang terjadi telah mengalami persembuhan (kembali normal). Terlebih kondisi seperti ini merupakan kondisi normal sebagai salah satu efek samping yang timbul pasca vaksinasi.

Ketiga, pembagian tim yang dibagi kedalam beberapa kelompok sangat memudahkan dan mempercepat proses vaksinasi. Rata-rata pelaksanaan vaksinasi hanya membutuhkan waktu 2-3 jam pasca vaksin disiapkan (dimasukkan ke dalam spuit/ syringe).

Keempat: penyedotan vaksin yang dilakukan didalam ruangan atau dipersiapkannya vaksin terlebih dahulu kedalam spuit (syringe) dan dimasukkan kedalam box pendingin (Cool Box) sangat memudahkan dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Hal ini juga menghindari terdapat multi tusukan pada botol vaksin yang berakibat pada penurunan kualitas vaksin.

Kelima, kehadiran Satgas Penanganan PMK tingkat kabupaten Bintan seperti Pihak Kepolisian, TNI, BIN, Karantina Pertanian dan anggota Satgas lainnya yang turun langsung bersama-sama dalam vaksinasi PMK memiliki dampak positif. Hal ini terlihat dari atensi masyarakat (peternak) yang mendukung program vaksinasi PMK sangat tinggi. Terbukti pelaksanaan vaksinasi untuk hewan sapi (hewan prioritas) mencapai 100%. Adapun pelaksana vaksinasi adalah dokter hewan dan tenaga vaksinator dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bintan.

Keenam, pasca vaksinasi, dibutuhkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam hal ini perlu dilakukan pengujian titer antibodi. Sehingga hal ini sekaligus Merupakan evaluasi tentang efektifitas program vaksinasi PMK.

Selain itu, Satgas Penanganan PMK Bintan juga mengucapkan terima kasih kepada tim Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri yang menjadi koordinator pelaksanaan vaksinasi PMK di Provinsi Kepri dan kepada PDHI Cabang Kepri yang telah memberikan masukan dan tenaga nya yang telah mensukseskan pelaksanaan vaksinasi PMK tahap 1. Direncanakan pelaksanaan vaksinasi tahap 2 akan dilakukan pada September 2022.

Sementara itu, hingga saat ini kabupaten Bintan Provinsi Kepri masih merupakan zona hijau dan belum ditemukan kasus PMK. Apresiasi patut disampaikan kepada segenap anggota Satgas Penanganan PMK Kabupaten Bintan. Terlebih, upaya mencegah dan mempertahankan daerah tetap zona hijau PMK ditengah wabah PMK secara meluas di Indonesia tentu tidak mudah.

Penulis: Iwan Berri Prima (Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Vetnesia edisi Agustus 2022)

    Choose :
  • OR
  • To comment